Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2023

MEMAKNAI KETUHANAN YANG BERKEBUDAYAAN

Gambar
  Oleh :  William Hendri, S.H., M.H. Wakil Sekretaris ICMI Orda Kota Tanjungpinang Ketua Badan Pelaksana Kaderisasi (BAPEKA) Pemuda Pancasila Kota Tanjungpinang “Marilah kita di dalam Indonesia Merdeka yang kita susun ini, sesuai dengan itu, menyatakan: bahwa prinsip kelima daripada negara kita ialah ke-Tuhanan yang berkebudayaan, ke-Tuhanan yang berbudi pekerti luhur, ke-Tuhanan yang hormat-menghormati satu sama lain”. Kata ketuhanan yang berkebudayaan sebagaimana tersebut adalah ungkapan Soekarno dalam mendefinsikan prinsip ketuhanan dalam Pancasila. Ungkapan sederhana yang memiliki kandungan filosofis dan dampak etis yang dalam. Pendefinisian ketuhanan yang berkebudayaan memiliki dua ranah sekaligus. Satu sisi ranah ketuhanan dan satu sisi ranah kebudayaan. Oleh karena itu, ketuhanan yang berkebudayaan bisa dibaca dari perspektif kajian ketuhanan maupun kajian kebudayaan. Istilah kebudayaan dalam ungkapan Soekarno adalah kebudayaan dalam arti filosofis. Soekarno...

PENERAPAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL SEBAGAI SOLUSI

Gambar
Oleh:William Hendri, S.H.,M.H. Wakil Sekretaris ICMI Kota Tanjungpinang   Pendidikan multikultural pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang beorientasi kepada penyadaran keragaman budaya pada daerah atau wilayah setempat. Menurut Farida Hanum, pendidikan multikultural merupakan “pendidikan untuk atau tentang keragaman kebudayaan dalam merespon perubahan demografis dan kultural lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan”. Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia, ditandai dengan melihat kondisi sosio-kultur maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Ada berbagai macam budaya, suku, etnis, ras, golongan, aliran kepercayaan, agama dan lainnya. Dengan kondisi masyarakat Indonesia seperti ini, konflik horizontal mudah terjadi, apalagi adanya provokator yang berniat mengadu domba antar satu suku dengan suku lainnya. Perang antar suku, agama atau konflik horizontal ini pernah terjadi di beberapa daerah di In...

PANCASILA TETAP MENJADI KEBUTUHAN PRIMER BAGI BANGSA INDONESIA

Gambar
Oleh : William Hendri, SH.,MH. (Ketua PD Gerakan Alam Pikir Indonesia – Provinsi Kepulauan Riau)   Munculnya permasalahan yang mendera bangsa Indonesia saat ini, memperlihatkan telah tergerusnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maka dengan ini, perlu diungkap berbagai permasalahan di negeri tercinta ini yang menunjukkan pentingnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Mengutip pidatonya presiden ketiga Republik Indonesia bapak B.J. Habibie pada tanggal 1 Juni 2011, bahwa “salah satu penyebab mengapa Pancasila seolah “lenyap” dari kehidupan kita adalah dikarenakan situasi dan lingkungan kehidupan bangsa yang telah berubah baik di tingkat domestik, regional maupun global. Situasi dan lingkungan kehidupan bangsa pada tahun 1945 telah mengalami perubahan yang amat nyata pada saat ini, dan akan terus berubah pada masa yang akan datang. Beberapa perubahan yang kita alami antara lain: (1) terjadinya proses globalisasi dalam se...

PENINGKATAN PARTISIPASI PEMILIH PADA PEMILU MENJADI TANGGUNG JAWAB BERSAMA

Gambar
Oleh : William Hendri, S.H., M.H. (Ketua PW Gerakan Alam Pikir Indonesia – Kota Tanjungpinang )   Penyelenggara Pemilihan Umum pada Pasal 22 E ayat (5) UUD 1945 menyebutkan bahwa “Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri”. Terkait hal ini, Prof. Jimly Asshiddiqie memberikan komentar dalam bukunya bahwa “komisi dimaksud hanya dirumuskan dengan huruf kecil yaitu, ‘suatu komisi pemilihan umum’, pasal ini tidak menentukan secara ekplisit apa nama komisi itu, sehingga terserah kepada DPR bersama Pemerintah untuk menentukannya dalam Undang-undang. Misalnya, Undang-undang dapat saja memberi nama kepada komisi ini dengan nama ‘Komisi Pemilihan Nasional’, ‘Komisi Pemilihan Pusat’, ‘Komisi Pemilihan Daerah Provinsi’ dan sebagainya”. Perwujudan dari Pasal 22 E ayat (5) UUD 1945 tersebut ternyata diaplikasikan didalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum dan lembaga penyelenggara pemilu te...

BUDAYA MEMBACA UNTUK MENGUASAI DUNIA

Gambar
Oleh : William Hendri, S.H.,M.H (Wakil Sekretaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) ORDA Kota Tanjungpinang)   “Siapa yang menguasai informasi, maka ia dapat menguasai dunia”. Kata-kata ini sudah sangat tidak asing bagi kita, dikarenakan sudah sangat sering diucapkan oleh para intelektual, para akademisi dan para tokoh lainnya. Informasi pada dasarnya tidak hanya bisa didapat melalui media audio seperti radio, media visual seperti foto atau gambar-gambar tertentu, media audio visual seperti televisi dan video, informasi juga bisa didapat melalui media cetak seperti surat kabar/koran, brosur, buletin, dan terutama juga pada buku. Buku juga merupakan sumber informasi. Terbitnya sebuah buku merupakan pesan informasi tertentu yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Berbagai jenis buku yang ada dari mulai jenis buku-buku politik, hukum, ekonomi, IPTEK, sosial budaya, agama, filsafat dan lainnya adalah sumber yang sangat berharga dalam penguasaan terhadap ...

MENJAGA KEUTUHAN BANGSA BERBEKAL BHINNEKA TUNGGAL IKA

Gambar
Oleh : William Hendri, S . H.,M . H. (Wakil Sekretaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) ORDA Kota Tanjungpinang)   Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia. Frasa ini berasal dari Bahasa Jawa Kuno dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Jika diterjemahkan per kata, kata bhinneka berarti “beraneka ragam” atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sansekerta berarti “macam” dan menjadi pembentuk kata “aneka” dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti “satu”. Kata ika berarti “itu”.  Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan “Beraneka Satu Itu”, yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Kakawin i...